SERAYUNEWS- Salah satu Unit Pengolahan Ikan (UPI) di Cilacap, PT. Berkah Mutiara Selatan (BMS) melakukan ekspor perdana produk perikanan (frozen ribbon fish) ke Qingdao, Tiongkok. Keberhasilan ekspor perdana 25,65 ton ikan layur beku ini, membuktikan hasil perikanan Cilacap melimpah dan banyak peminat di pasar internasional.
Pelepasan ekspor perdana produk perikanan ke Tiongkok ini, dengan penyerahan sertifikat HACCP, pemotongan pita dan pemecahan kendi ke kontainer berisi 25,65 ton ikan layur beku.
Prosesi itu berlangsung di halaman PT. Berkah Mutiara Selatan (PT. BMS) yang berlokasi di Lengkong, Kelurahan Mertasinga, Kecamatan Cilacap Utara, Rabu (15/5/2024).
“Alhamdullillah, hari ini Rabu tanggal 15 Mei 2024 kami dapat melaksanakan acara pelepasan kontainer ekspor perdana atas nama PT. Berkah Mutiara Selatan. Insyaallah menuju negara tujuan Tiongkok atau China,” kata Direktur PT. Berkah Mutiara Selatan, Sukainah.
Menurut pengusaha perempuan Cilacap yang akrab dengan sapaan Ibu Inah ini, produk yang dia ekspor adalah hasil pengolahan perikanan berupa ikan layur beku (frozen ribbon fish).
Dengan menerapkan sistem jaminan mutu bersertifikat Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Ekspor perdana layur beku ini, sebanyak 2.850 master carton seberat 25,65 ton dengan nilai ekspor Rp 850 juta lebih.
“Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya ekspor produk kami. Besar harapan kami PT. BMS dapat terus berkembang, maju dan bisa memanfaatkan hasil perikanan. Terutama di wilayah Cilacap untuk bahan baku produk-produk kami. Sehingga akan tercipta penyerapan lapangan tenaga kerja di lingkungan kami,” ujarnya.
Dia menambahkan, pihaknya berusaha bisa mengikuti perkembangan industri perikanan.
“Sekali lagi mohon doa restu semoga produk-produk dari PT. BMS dapat ekspor seterusnya dan memenuhi permintaan pasar domestik maupun internasional,” imbuhnya.
Penjabat (PJ) Bupati Cilacap Awaluddin Muuri, sangat mendukung dan mengapresiasi ekspor perdana produk perikanan dari PT. BMS tersebut.
“Ini bisa membawa keberkahan bagi semua, baik tenaga kerja maupun masyarakat sekitar termasuk Cilacap. Semoga ekspor berjalan lancar, semakin berkembang dan PT. BMS bisa terus melakukan ekspor berkelanjutan. Sehingga menambah devisa bagi Indonesia. Termasuk ekspor produk-produk yang lain, karena saya yakin Cilacap memiliki sumber daya alam yang melimpah tinggal bagaimana mengolahnya,” kata PJ Bupati Cilacap.
Karenanya, lanjut Awaluddin, pemerintah harus hadir dan harus bisa menjawab permasalahan-permasalahan yang timbul. Seperti perizinan harus mudah, sehingga menarik minat investor untuk mengembangkan usahanya di Cilacap.
“Harapannya Cilacap menjadi pusat produksi seperti pengolahan ikan, pabrik pengolahannya ada disini, jadi tidak sekedar numpang lewat. Hasil tangkapan ikan dari laut bisa olah di sini. Kita sudah siapkan lahan kawasan industri seluas 82 hektar milik PT CSA, perizinannya juga ada di sini untuk mempermudah pengusaha-pengusaha di Cilacap seperti bu Inah,” tandasnya.
PLT Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) Yogyakarta, Muhammad Taufiq Trisnajaya mengatakan, UPI PT. Berkah Mutiara Selatan juga telah teregistrasi sebagai eksportir.
Terutama untuk produk perikanan ikan layur beku dan ubur-ubur asin ke negara Tiongkok dan Taiwan. Ini menjadi peluang sekaligus tantangan tersendiri, bagi PT. Berkah Mutiara Selatan.
“Menjadi peluang karena dengan penerapan sistem HACCP, dan telah memiliki nomor registrasi tersebut. Maka peluang untuk memasarkan produk perikanan tersebut, sudah terbuka lebar. Sedangkan tantangannya adalah bagaimana agar PT. BMS tetap konsisten menerapkan sistem HACCP pada semua aktivitas produksinya. Sehingga pintu peluang ekspor yang sudah berhasil tersebut istilahnya tidak tertutup kembali, karena menurunnya tingkat konsistensi dan komitmen UPI dalam menerapkan sistem mutu tersebut,” katanya.
Tiongkok atau China, lanjut Trisnajaya, merupakan salah satu negara mitra yang sudah menjalin kesepakatan dalam bentuk MRA.
“Dalam kesempatan ini, sekaligus kami sebagai bagian dari Otoritas Kompeten dalam sistem jaminan mutu dan keamanan hasil kelautan dan perikanan minta tolong agar PT. BMS benar-benar konsisten. Terutama dalam melaksanakan dan menerapkan seluruh ketentuan dan persyaratan sistem HACCP. Tentunya juga kami lakukan pengendalian dan pengawasan secara berkala melalui kegiatan inspeksi, surveilan, pengambilan contoh dan sertifikasi dalam lingkup official control,” paparnya.
Trisnajaya menegaskan, pihaknya tidak segan-segan mengingatkan jika UPI mulai kendor. Jika banyak persyaratan regulasi sistem jaminan mutu keamanan pangan yang tidak terpenuhi, maka bukan tidak mungkin akan berdampak pada suspend atau skorsing.
“Dari bocoran tim inspektur kami yang bertugas, PT. BMS komitmennya sudah tinggi, hanya memang masih berproses dan terus berupaya melakukan perbaikan,” tegasnya.
Dia berharap, dengan adanya kegiatan ekspor perdana di PT. BMS ini, maka akan muncul ekspor-ekspor perdana juga di UPI-UPI lain di wilayah Cilacap ini.
Trisnajaya menambahkan, Sertifikat HACCP saat ini menjadi persyaratan bagi UPI yang akan melakukan ekspor produk perikanan.
“Sebagai informasi di Cilacap ini baru 5 UPI yang sudah bersertifikat HACCP, yang sudah aktif ekspor langsung baru tiga UPI. Yang memiliki registrasi ekspor ke negara mitra tiga UPI dari lima UPI tersebut. Sedangkan dua UPI belum aktif melakukan ekspor,” pungkasnya.